Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut hampir separuh jumlah
perempuan di dunia tidak mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan
kerja. Padahal jumlah perempuan adalah separuh penduduk dunia, sehingga
peran dan keterlibatan mereka dalam pembangunan sangat penting.
"Kaum
perempuan yang separuh populasinya di dunia tidak punya akses
pendidikan, kesehatan, kerja dan hak-hak untuk mereka," ujar Direktur
Eksekutif PBB untuk Perempuan, Michelle Bachelet, dalam Konferensi
Tingkat Menteri Bidang Pemberdayaan Perempuan Organisasi Kerjasama Islam
(OKI) di Hotel The Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa
(4/11/2012).
Berdasarkan data PBB, sekitar 700 juta masyarakat
yang buta huruf, lebih dari separuhnya adalah perempuan. Para perempuan
itu juga berprofesi sebagai pekerja kebersihan dan tidak mempunyai hak
memiliki tanah. Selain itu, perempuan terjebak pada lingkungan kerja
yang tidak aman, perbudakan, atau ditahan oleh keluarganya.
"Perempuan juga banyak yang meninggal karena melahirkan dan mengalami kekerasan seksual," terangnya.
Pada
kesempatan itu, Bachelet memuji pemerintah Indonesia yang membuka ruang
sebesar-besarnya bagi perempuan untuk ikut ambil bagian dalam
pembangunan ekonomi. "Partisipasi perempuan berkorelasi dengan produk
domestik dan kemajuan ekonomi. Negara dengan kesetaraan berkorelasi
dengan pendapatan perkapita," ucapnya.
Pada ruang politik, lanjut
Bachelet, jumlah keterlibatan perempuan di parleman, masih sangat
sedikit dan meminta negara-negara di dunia untuk menghapuskan larangan
keterlibatan perempuan di parlemen. "Partisipasi parlenan sudah ada di
34 negara. Senegal meningkat 2 kali lipat hingga 35 persen. Dengan
banyak pemimpin perempuan, akan mengakselerasi perdamaian," kata mantan
Presiden ChIli tahun 2006-2010 ini.
Selasa, 04 Desember 2012
Langganan:
Postingan (Atom)